Asia-Pacific of Contemporary Art Triennial : Bulletin Vol.2 No.1 1994

41Lfri IAI AIV Choi Yan-Chi (Hong Kong) Hanyut I/I- Berenang dalam kegelapan 1993 Bul Lee (Korea Selatan) Ikan 1993 APA YANG DIKATAKAN KRITIkUS: "Kesempatan pertama yang pernah diperoleh masyarakat Australia (dan pengunjung "Pameran yang menantang ini telah 'mendorong" karya seni kontemporer dari barat Iainnya) mengenai peninjauan luas terhadap karya-karya yang dikerjakan wilayah Asia-Pasifik ke gelanggang dunia." seniman-seniman Asia." - Apina Poshyananda, - Stephanie Britton, Bangkok Post, 4 November 1993 Art/ink, Vol 13, No.3&4 "Di Australia, sejak dulu tidak ada penyelenggaraan pameran karya seni kontemporer "Kami yang berada di Brisbane minggu lalu berangkat dengan perasaan bahwa kami sepenting pameran mi." mendapat kehormatan menjadi sebahagian dari sebuah peristiwa kebudayaan yang - Joanna Mendelssohn, bersejarah baik bagi Australia mau pun Asia." The Bulletin, 12 Oktober 1993 - Redza Piyadasa, "Modernisme di kawasan Asia sangat menggairahkan dan ash. Tetapi kita hanya Malaysian Business Times, 25 September 1993 sangat angkuh untuk mengamatinya." "Saya sungguh-sungguh mengharapkan bahwa Triennale mi dapat diteruskan - George Petelin, menjadi sebuah mimbar yang dinamis untuk bangsa Australia dan Asia tanpa The Weekend Australian, 1 September 1993 memperkecil rangka konvensionil, mencari serta menciptakan real itas baru dengan "Pameran mi telah membuka jalur-jalur dialog dalam wilayah Asia-Pasifik dengan usaha tangan-tangan mereka sendiri." memusatkan perkembangan rangka karya yang kritis. Hal mi bermanfaat untuk - Shigeo Toya, menangani kelainan-kelainan, lapisan-lapisan, dan naungan-naungan serta nada- Mainichi Shimbun (Jepang), 18 November 1993 nada dari semua suara yang bergema di dalam dan memantulkan dengan cepat terhadap rancangan geografis yang berkembang dengan pesat." "Memperhatikan pandangan yang diberikan oleh kritikus dan pengamat internasional - Linda Wallace, hal mi tidak bisa dipungkiri lagi bahwalriennale Brisbane telah menjadi sebuah forum Art-Text 47, Januari 1994 baru. Ini menunjukkan bahwa arah perputaran - sebuah langkah baru menuju "Triennale Asia-Pasifik berbakti kepada seni yang hidup dan seniman-seniman yang desentralisasi di dalam perkembangan karya seni kontemporer dunia." berkarya sehingga sanggup menjawab tantangan-tantangan dalam Triennale mi. - Jim Supangkat, Museum membuka dirinya untuk seni kontemporer dan seniman-seniman serta Tempo (Indonesia), 16 Oktober 1993 masyarakat umum dengan cara yang terbaik sama seperti museum-museum kontemporer lainnya di negara mi berusaha untuk meneruskan dialog kebudayaan. "...sebuah tindakan dunia yang tiba-tiba, pameran pertama dan tiga triennale... Pameran mi merupakan suatu prestasi yang mengesankan." wilayah Asia-Pasifik berhutang budi kepada Balai Kesenian Queensland. - Julie Ewington, - Alan Goodall, Art andAsiaPacific, Vol. 1, No. 2, 1994 The Japan Times (Tokyo), 20 Oktober 1993 "Menurut peninjauan, keunggulan Triennale mi juga menghasilkan pertemuan "Dua belas negara dan wilayah ikut berpartisipasi padaTriennale pertama Asia-Pasifik beberapa kritikus-kritikus dan kurator-kurator terkemuka dari negara-negara yang ikut yang diselenggarakan di Balai Kesenian Queensland di Brisbane, Australia dari bulan. berpartisipasi datang menghadiri simposium yang berlangsung selama tiga han September sampai dengan bulan Desember 1993, kejadian mi merupakan suatu sehingga berhasil mencetuskan suatu dialog yang berkelanjutan - membentuk peristiwa yang luar biasa di dalam kehidupan seni wilayah Asia-Pasifik." internasionalisme yang baru - sekurang-ku rang nya sampai akhir abad ini. Kota - Duong Tuong, Brisbane telah memberikan pelayanan yang sangat besar kepada negara-negara Vietnam News (Hanoi), 24 Oktober 1993 tetangganya di kawasan Asia-Pasifik dengan cara menyadarkan mereka akan pengetahuan mereka yang luas mengenai tradisi-tradisi seni-budaya Barat, dan juga "Salah satu peristiwa seni kontemporer yang terpenting pada tahun ini, Triennale menyadarkan mereka bahwa mereka masih kurang mengenal tradisi-tradisi seni- berjanji untuk mengembangkannya menjadi sebuah pameran yang luar biasa." budaya negara-negara tetangga mereka yang lain di wilayah Asia-Pasifik." - Ian Findlay-Brown, - Emmanuel Torres, Editorial, Asian Art News (Hong Kong), November/Desember 1993 Art and AsiaPacific, Vol. 1, No. 2, 1994 John Cattapan (Australia) Woden Menunggu 1992-1993 Heri Dono (Indonesia) Bangku 1993 Pertunjukan September 1993, Balai Kesenian Queensland

RkJQdWJsaXNoZXIy NjM4NDU=